Contoh Makalah Ilmiah

Makalah adalah salah satu dari jenis karangan yang berisi penjelasan yang ilmiah. Kini mahasiswa dituntut untuk dapat membuat karangan yang ilmiah, terutama harus bisa membuat makalah ilmiah, karena model perkuliahan yang ada sekarang. Banyak mahasiswa atau pelajar yang mencari informasi seperti apa makalah yang memenuhi kriteria ilmiah. Mungkin Anda adalah salah satu yang sedang mencari hal tersebut.

Jika benar, dari pada hanya memberi contoh seperti apa makalah ilmiah itu, dan belum tentu kita memahaminya, lebih baik diberikan penjelasan mengenai apa itu karangan ilmiah sebagaimana yang diajarkan dalam Mata kuliah/Pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut ini disadurkan penjelasan tentang ciri dan jenis karangan Ilmiah dari makalah yang disusun oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Gunadarma Depok.

A. Pengertian karangan ilmiah

“Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11

Tujuan karangan ilmiah, antara lain: memberi penjelasan, memberi komentar atau penilaian, memberi saran, menyampaikan sanggahan, serta membuktikan hipotesa. Jenis karangan ilmiah, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi keempat-empatnya bertolak dari laporan, kemudian diberi komentar dan saran. Perbedaannya hanya terletak pada kekompleksannya.


B. Ciri-ciri Karangan ilmiah

Karangan ilmiah mempunyai beberapa ciri, antara lain:

1. Kejelasan.

Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.

2. Kelogisan.

Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.

3. Kelugasan.

Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.

4. Keobjektifan

Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.

5. Keseksamaan

Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.

6. Kesistematisan

Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.

7. Ketuntasan.

Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.


C. Syarat Karangan Ilmiah

Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiahjika memenuhi syarat sebagai berikut :


1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian;

2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;

3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya;

4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode tertentu;

5. bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidakterbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan daripenggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi/ambigu).

Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memilikiketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :

1. masalah yang diteliti,

2. metode penelitian,

3. teknik penulisan karangan ilmiah,

4. penguasaan bahasa yang baik.


D. Bentuk Karangan Ilmiah


Makalah

Makalah ialah karya tulis ilmiah yang menyajikan masalah atau topik dan dibahas berdasarkan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif.

Jumlah halaman untuk makalan minimal 10 halaman.

Ada dua macam makalah atau kertas kerja:

(a) makalah riset/makalah referensi/makalah perpustakaan

Riset praktis adalah KTI yang ditulis dengan mencari informasi-informasi yang telah terekam dari mana saja, lalu diolah kembali dengan analisis, sintesis daninterpretasi yang baru.

Riset orijinal atau asli adalah KTI yang membangun pengetahuan baru dan menjadi informasi baru bagi setiap orang dengan telah mengadakan risetpraktis terlebih dahulu, yang kemudian diikuti dengan pengumpulan data empiris di lapangan. Ada dua macam riset asli menurut pendekatannya, yaitu yang berpendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Riset asli dengan pendekatan kuantitatif
Ditulis menurut pendekatan deduktif-induktif. Artinya secara deduktif penulis merumuskan dugaan-dugaan sementara atau hipotesis setelah didukung dengan penelitian praktis, yaitu pada
saat melaksanakan kajian pustaka. Dugaan sementara itu melibatkan variable-variabel yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka-angka. Hipotesis itu lalu diuji dengan empiris dengan
bantuam prosedur statistik.


Riset asli dengan berpendekatan kualitatif
Digunakan terutama untuk memahami persoalan sosial atau persoalan yang dihadapi umat manusia dengan membangun sebuah gambaran keadaan dengan kompleks dan holistik dalam bentuk cerita. Di dalam cerita itu pandangan responden dilaporkan dengan rinci, demikian pula dengan latar alamiah tempat data diperoleh. KTI riset kualitatif dikembangkan secara induktif. Pandangan responden menjadi komponen yang sangat dominan dalam substansi KTI riset kualitatif. Hal ini berbeda dari substansi KTI riset kuantitatif yang dicetuskan dari identifikasi dan rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti.

(b) makalah kritis.

Dalam kajian ilmiah, kritis berarti tindakan untuk membuat keputusan yang dapat memilah-milahkan, menilai, atau membuat interpretasi tentang kejadian atau sebuah karya dalam dunia seni, sastra, filsafat, sosial, sains dan sebagainya. Tidak jarang makalah kritis adalah makalah yang kontroversial karena makalah kritis itu memberi evaluasi atas sebuah karya. Tidak selamanya pencipta karya dan pendukungnya dapat menerima evaluasi yang kurang menyenangkan. Untuk menghindari kontroversi yang tak sehat, penulis perlu jujur secara intelektual; menghindari ungkapan-ungkapan yang emosional; tidak menyampaikan informasi yang hanya benar sebagian, dan menjaga jalan pikiran dengan teratur.

Kertas kerja

Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan; data itu bersifat empiris dan objektif. Jumlah halaman untuk kertas kerja minimal 40 halaman.

Skripsi

Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. Langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi kepustakaan). Jumlah halaman untuk skripsi minimal 60 halaman

Tesis

Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister. Jumlah halaman untuk Tesis minimal 80 halaman

Disertasi

Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Jumlah halaman untuk Disertasi minimal 250 halaman.

Perbedaan makalah dan kertas kerja

Makalah sebenarnya sama dengan kertas kerja. Perbedaannya adalah kertas kerja itu dikerjakan dengan lebih serius dibanding makalah, dan disampaikan di forum-forum ilmiah maupun praktisi yang lebih besar. Makalah lebih banyak ditulis oleh siswa dan mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Biasanya makalah atau kertas kerja ditulis setebal 15 halaman, walaupun ada juga makalah yang setebal 30 halaman. Artikel ilmiah adalah makalah
atau kertas kerja yang dipublikasikan di jurnal.

Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi

Skripsi, tesis dan disertasi adalah KTI dalam suatu bidang studi yang masing-masing ditulis oleh mahasiswa program S1, S2 dan S3. Perbedaan ketiganya secara relatif disebabkan oleh kedalaman, keluasan, dan sifat temuan yang lebih asli atau kurang asli, serta kekritisan dalam membahas pendapat orang lain.

Temuan pada disertasi dituntut lebih asli dibanding temuan pada tesis dan skripsi. Demikian pula, temuan pada tesis diharapkan lebih asli dibanding temuan pada skripsi. Disertasi dituntut untuk sangat kritis dalam membahas temuan-temuan atau teori-teori yang lain, dan dapat secara tegas menunjukkan posisinya ketika membahas dan mengevaluasi temuan-temuan lain sebelumnya.

Disertasi itu biasanya wajib mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dan dengan analisis yang terinci.

Persamaan skripsi, tesis dan disertasi

Skripsi, tesis dan disertasi adalah KTI yang merupakan riset asli. Skripsi, tesis dan disertasi ditulis dengan terlebih dahulu melakukan riset praktis atau kajian kepustakaan. Karena ketiganya merupakan laporan penelitian lapangan dengan cara mengumpulkan data empiris dari lapangan, ketiganya juga merupakan KTI riset asli.

Ragam ilmiah

Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Dalam penggunaanya, ragam ilmiah harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.

Adapun ciri-ciri yang terlihat pada ragam ilmiah, antara lain, seperti berikut ini:

• Pertama, baku. Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.

• Kedua, logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.

Contoh: “Masalah pengembangan website harus kita tingkatkan.”
Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan website mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan website harus kita tingkatkan.”

• Ketiga, kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.

Perhatikan contoh ini : “Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu “kebanyakan” lulusan Universitas Gunadarma.”
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di atas dapat kita benahi menjadi “Pemegang jabatan tinggi di perusahaan itu lima diantaranya adalah lulusan Universitas Gunadarma.”

• Keempat, tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.

Contoh: “Komputer laboratorium yang sudah rusak itu sedang diperbaiki.”
Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin komputer, atau mungkin juga laboratorium.

• Kelima, denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang objektif.

• Keenam, runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.

Sumber, islamwiki.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews