Contoh Makalah Studi Kelayakan Bisnis

Silakan dilihat contoh makalah studi kelayakan bisnis dibawah, semoga contoh makalah ini dapat membantu anda.

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek , baik untuk usaha baru maupun perluasan usaha yang sudah ada, biasanya disesuaikan dengan tujuan usaha. Salah satu tujuan dan pada umumnya merupakan tujuan dari semua usaha ialah mencari keuntungan (profit). Dalam arti seluruh aktivitas perusahaan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan semata. Tujuan lainnya adalah bersifat social, artinya jenis usaha ini sengaja didirikan untuk membantu masyarakat dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama adalah perlu difikirkan seberapa lama pengembalian dana yang ditanam di proyek tersebut agar segera kembali.
Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka apapun tujuannya (baik profit, social maupun gabungan dari keduanya), hendaknya apabila ingin melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu studi.

B.     Fokus Masalah
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa suatu usaha itu didirikan tentu dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, yang pada umumnya adalah mencari keuntungan. Dan terkadang dalam praktiknya yakni dalam menjalankan usaha, tentu akan menemui suatu kendala, hambatan-hambatan dan resiko yang mungkin timbul setelah usaha berjalan. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu keadaan ketidakpastian atas masa depan, baik di bidang ekonomi, hokum, politik, budaya perilaku dan perubahan lingkungan masyarakat.
Dengan demikian, perlu untuk dilakukan pengidentifikasian terhadap masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi dan di cari solusi alternative pemecahan atas masalah-masalah yang telah teridentifikasi.
Dalam kesempatan ini penulis mencoba untuk menganalisis dan melakukan studi atas usaha warnet yang ada di Stabat Kabupaten Langkat dengan nama Arfa-Net sebagai pembelajaran dan kemudian menilai layak atau tidak usaha ini untuk dijalankan bahkan mungkin dilakukan pengembangan usaha.
C.     Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya studi ini terhadap usaha warnet ini adalah:
1.    Untuk mengetahui kondisi usaha dan dampak/masalah yang mungkin terjadi dari didirikannya usaha ini baik dari aspek hukum, pemasaran, keuangan, lingkungan dan lain sebagainya.
2.    Setelah diketahui kondisi usaha dari berbagai aspek, maka dapat diputuskan usaha ini layak atau tidak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.

D.    Landasan Teori
Landasan teori atas pembahasan ini dapat dilihat dalam buku studi kelayakan bisnis, yaitu adalah sebagai berikut:
1.    Aspek Hukum
Meliputi kelengkapan surut-surat dan keabsahan dokumen perusahaan.
2.    Aspek Pemasaran
Meliputi strategi pemasaran yang dilakukan.
3.    Aspek Keuangan
Meliputi penilaian biaya-biaya apa saja dan seberapa besar biaya tersebut dikeluarkan.
4.    Aspek Operasional
Meliputi tempat lokasi usaha.
5.    Aspek Sosial Ekonomi
Meliputi pengaruh usaha terhadap keadaan ekonomi dan dan social terhadap masyarakat secara keseluruhan.
6.    Aspek Manajemen
Meliputi pengelola dan struktur organisasi yang ada.
7.    Aspek Dampak Lingkungan
Meliputi dampaknya usaha yang dijalankan terhadap lingkungan sekitar.

E.     Metodologi Pemecahan
1.    Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan empiris, yaitu pendekatan yang dititikberatkan pada penggalian, pemaparan, penjelsan dan penafsiran terhadap gejala-gejala empiric.
2.    Penentuan Data
Adapun yang menjadi sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Data primer yaitu data yang diperoleh dari penelitian langsung kelapangan seperti wawancara.
b.    Data sekunder yaitu berupa data yang mendukung data primer, yaitu terdiri dari: buku studi kelayakan bisnis karangan Kasmir, S.E., MM. dan Jakfar, S.E., MM.

3.    Pengolahan Data dan Analisis Data
Pada permasalahan ini, data-data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Jika data berupa data kuantitatif, cara pengolahannya dan analisisnya menggunakan bantuan statistic. Jika jenis datanya berupa data kualitatif, cara pengolahan dan analisinya tidak dapat dilakukan dengan bantuan statistic, tetapi dilakukan secara naratif dalam bentuk cerita (nonstatistic).



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Mengenal Arfi-Net
Arfi-net adalah jenis usaha warung internet yang menyediakan layanan jasa internet seperti browsing, chatting, dan gamming, dan jasa print/cetak dokumen. Berlokasi di kawasan pertokoan perempatan jalan raya kota Stabat yang dekat dengan sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, perkantoran, pasar dan pemukiman penduduk.
Fasilitas dan peralatan yang dimiliki warnet ini adalah 16 unit computer layar datar Pentium IV senilai Rp 64 jt, 10 webcam, sebuah gedung tingkat dua dengan sebuah papan nama yang bertuliskan Arfi_Net, sebuah mesin genset dan sebuah kamar mandi.
Adapun bentuk organisasi usaha ini adalah organisasi garis/lini yakni terdiri dari seorang pemilik usaha dan 3 orang operator.
Berikut merupakan bagan organisasi usaha ini:
 

       





Tingkat balas jasa dalam usaha ini adalah berupa gaji dan bingkisan padahari-hari tertententu seperti hari raya dan sebagainya.

B.     Analisis Kelayakan Usaha Arfi-Net Dari Berbagai Aspek

1.    Aspek Hukum
Berdasarkan tanya jawab yang kami lakukan usaha ini merupakan usaha Firma (Fa)  dan memliki izin kepemilikan yang sah dan ada tanda daftar usaha. Sehingga jika dinilai dari aspek ini, usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.


2.    Aspek Pemasaran
Masih berdasarkan data wawancara, bahwa usaha-usaha yang dilakukan untuk pemasaran atas usaha ini hanyalah dengan spanduk atau papan nama di depan gedung, tidak ada penambahan usaha promosi lain. Sedangkan untuk tarif dan pelayanan, usaha ini mengenakan tariff standar artinya sama dengan tariff yang dikenakan oleh pesaing, dan pelayanan juga sama, artinya tidak memiliki suatu keistimewaan.
Namun jika diperhatikan dari peluang pasarnya, usaha ini cukup ramai dengan kunjungan pelanggan dengan data omzet 500.000 rupiah per hari, dengan rata-rata pelanggan pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan lokasi usaha yang stategis dan sedikitnya pesaing yang menyediakan jenis usaha yang sama dan lokasi benar-benar dekat dengan sasaran pelanggan yang cukup banyak jumlahnya.
Untuk lebih jelas, maka penulis memaparkan hasil analisis data yang telah terkumpul, yaitu sebagai berikut:

No.
Item yang dinilai
Kriteria penilaian
Kurang baik
Sedang
Baik
1.
SDM


2.
Pesaing


3.
Konsumen


4.
Teknologi


5.
Harga


6.
Promosi


7.
Lingkungan bisnis


8.
Ketersediaan modal


9.
Pangsa pasar


10.
Rencana pemasaran



Total bobot
2
3
5


3.    Aspek Keuangan
      Modal untuk usaha warnet ini plus biaya operasional selama 1 bulan pertama adalah Rp 55 jt dengan laba bersih rata-rata Rp 6 jt per bulannya. Sehingga usaha akan BEP (break event point) pada bulan kesepuluh (6 jt x 10 = 60 jt).
Kurun waktu untuk pulang pokok adalah sekitar 10 bulan atau biasa dikatakan bahwa PP (Payback Period)-nya adalah kurang dari 1 tahun, sedangkan nilai ekonomis dari peralatan adalah 3 tahun. Dapat disimpulkan bahwa PP lebih kecil dari umur investasi sehingga usaha ini dinilai dari PP-nya adalah baik.
- Prehitungan Keuntungan Bersih per bulan = omzet- biaya operasional
                                                                      = 15.000.000 – 9.000.000
                                                                      = 6.000.000
  Dan keuntungan bersih per tahun adalah 6000.000 x 12 = 72.000.000
- Membandingkan dengan rate onReturn
      Rata-rata EAT = Rp 60.000.000

 Rata-rata investasi = Rp 50.000.000
                                                    2
                                          = 25.000.0000

             ARR = 60.000.000
                        25.000.000

                      =24%

      - Diketahui bahwa total PV = Rp 250.000.000
            Sehingga dapat dihitun NPV = total PV – Investasi
                                                           = 250.000.000 – 50.000.000

                                                            = 200.000.000

Dngan demikian investasi yang dilakukan dapat dikatakan layak karena hasil NPV adalah positif yaitu Rp 200.000.000,-.

4.    Aspek Operasional
Letak usaha ini cukup baik karena terdapat pada pusat keramaian dan dekat dengan sekolah, pasar dan pusat perkantoran sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi sangat dekat dengan target pelanggan yaitu pelajar dan masyarakat umum.
Gedung warnet ini memiliki halaman atau parkir yang tidak cukup luas untuk menampung kendaraan pelanggan, sehingga mengurangi kepuasan para pelanggan. Dan 15 bilik yang tersedia ternyata tidak cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan atas jasa internet ini terutama ketika sore hari dan masa-masa ujian sekolah.
Untuk itu dapat dinilai bahwa gedung dan jumlah penyediaan bilik kurang memuaskan pelanggan, sedangkan bagi letak lokasi usaha ini sendiri cukup memuaskan.

5.    Aspek Sosial Ekonomi
Secara ekonomi, usaha ini tidak cukup banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar karena hanya menyerap 3 orang tenaga kerja. Sedang dari segi social, usaha ini sangat membantu untuk berkembangnya daera kecamatan Stabat ini dengan penyediaan akses informasi yang mudah dan cepat. Para pelajar jadi lebih mudah untuk menemukan bahan pembelajaran yang mungkin tidak ditemukan didalam buku pelajaran sekolah.

6.    Aspek Manajemen
Struktur organisasi usaha ini sangat sederhana yaitu terdiri dari pemilik usaha/pemodal, manajer dan 3 orang pekerja/pengelola. Sehingga bentuk organisasi yang diilih pun adalah organisasi garis atau lini. Dan pemilihan bentuk organisasi ini sesuai dengan usaha warnet ini yang berskala kecil dan tidak memiliki banyak karyawan.

7.    Aspek Amdal
Usaha ini tidak memiliki dampak negative secara fisik terhadap lingkungan sekitar. Tidak ada polusi udara yang ditimbulkan ataupun polusi suara (kebisikan), hanya saja ketika listrik padam suara genset mungkin agak sedikit bising. Namun suara ini tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar bahkan jarang terjadi.
Akses segala informasi yang mudah dan cepat, dapat juga berdampak negative terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengawasan moral pribadi. Secara nonfisik, informasi yang tidak senonoh seperti maraknya situs porno yang sangat mudah diakses dari internet merupakan ancaman bagi etika moral generasi kita karna bisa dikatakan sebagian besar pengguna internet ini adalah kalangan pelajar. Untuk itu, terlihat di dinding setiap bilik Arfi-net ini tulisan larangan keras bagi yang membuka situs tersebut.  
BAB III
KESIMPULAN

Adapun hasil analisis usaha ini adalah sebagai berikut:

3.    Aspek Keuangan
      Modal untuk usaha warnet ini plus biaya operasional selama 1 bulan pertama adalah Rp 55 jt dengan laba bersih rata-rata Rp 6 jt per bulannya. Sehingga usaha akan BEP (break event point) pada bulan kesepuluh (6 jt x 10 = 60 jt).
Kurun waktu untuk pulang pokok adalah sekitar 10 bulan atau biasa dikatakan bahwa PP (Payback Period)-nya adalah kurang dari 1 tahun, sedangkan nilai ekonomis dari peralatan adalah 3 tahun. Dapat disimpulkan bahwa PP lebih kecil dari umur investasi sehingga usaha ini dinilai dari PP-nya adalah baik.
- Prehitungan Keuntungan Bersih per bulan = omzet- biaya operasional
                                                                      = 15.000.000 – 9.000.000
                                                                      = 6.000.000
  Dan keuntungan bersih per tahun adalah 6000.000 x 12 = 72.000.000
- Membandingkan dengan rate onReturn
      Rata-rata EAT = Rp 60.000.000

 Rata-rata investasi = Rp 50.000.000
                                                    2
                                          = 25.000.0000

             ARR = 60.000.000
                        25.000.000

                      =24%

      - Diketahui bahwa total PV = Rp 250.000.000
            Sehingga dapat dihitun NPV = total PV – Investasi
                                                           = 250.000.000 – 50.000.000

                                                            = 200.000.000

Dngan demikian investasi yang dilakukan dapat dikatakan layak karena hasil NPV adalah positif yaitu Rp 200.000.000,-.

4.    Aspek Operasional
Letak usaha ini cukup baik karena terdapat pada pusat keramaian dan dekat dengan sekolah, pasar dan pusat perkantoran sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi sangat dekat dengan target pelanggan yaitu pelajar dan masyarakat umum.
Gedung warnet ini memiliki halaman atau parkir yang tidak cukup luas untuk menampung kendaraan pelanggan, sehingga mengurangi kepuasan para pelanggan. Dan 15 bilik yang tersedia ternyata tidak cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan atas jasa internet ini terutama ketika sore hari dan masa-masa ujian sekolah.
Untuk itu dapat dinilai bahwa gedung dan jumlah penyediaan bilik kurang memuaskan pelanggan, sedangkan bagi letak lokasi usaha ini sendiri cukup memuaskan.

5.    Aspek Sosial Ekonomi
Secara ekonomi, usaha ini tidak cukup banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar karena hanya menyerap 3 orang tenaga kerja. Sedang dari segi social, usaha ini sangat membantu untuk berkembangnya daera kecamatan Stabat ini dengan penyediaan akses informasi yang mudah dan cepat. Para pelajar jadi lebih mudah untuk menemukan bahan pembelajaran yang mungkin tidak ditemukan didalam buku pelajaran sekolah.

6.    Aspek Manajemen
Struktur organisasi usaha ini sangat sederhana yaitu terdiri dari pemilik usaha/pemodal, manajer dan 3 orang pekerja/pengelola. Sehingga bentuk organisasi yang diilih pun adalah organisasi garis atau lini. Dan pemilihan bentuk organisasi ini sesuai dengan usaha warnet ini yang berskala kecil dan tidak memiliki banyak karyawan.

7.    Aspek Amdal
Usaha ini tidak memiliki dampak negative secara fisik terhadap lingkungan sekitar. Tidak ada polusi udara yang ditimbulkan ataupun polusi suara (kebisikan), hanya saja ketika listrik padam suara genset mungkin agak sedikit bising. Namun suara ini tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar bahkan jarang terjadi.
Akses segala informasi yang mudah dan cepat, dapat juga berdampak negative terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengawasan moral pribadi. Secara nonfisik, informasi yang tidak senonoh seperti maraknya situs porno yang sangat mudah diakses dari internet merupakan ancaman bagi etika moral generasi kita karna bisa dikatakan sebagian besar pengguna internet ini adalah kalangan pelajar. Untuk itu, terlihat di dinding setiap bilik Arfi-net ini tulisan larangan keras bagi yang membuka situs tersebut. 



BAB III
KESIMPULAN

Adapun hasil analisis usaha ini adalah sebagai berikut:

No.
Aspek Kelayakan
Hasil Studi
1.
Hukum
 Baik
2.
Pemasaran
Cukup baik
3.
Keuangan
 Baik
4.
Operasional
Cukup baik
5.
Sosial ekonomi
Cukup baik
6.
Manajemen
Baik
7.
Amdal
Cukup baik
Dari hasil analisis yang telah disimpulkan di atas dapat dinyatakan bahwa usaha ini adalah layak untuk dijalankan, karena dapat memberikan keuntungan yang lumayan.


BAB IV
SARAN

Adapun saran-saran untuk usaha ini adalah:
1.      Dari aspek pemasaran, sebaiknya dikerahkan lagi usaha promosi yang lebih intens, seperti:
Ø      melakukan kerja sama dengan phak sekolah dalam rangka pelatihan computer dan internet,
Ø       menambah jasa layanan seperti penjualan aksesoris computer, service computer, training computer dan penjualan makanan dan minuman ringan.
Ø      Memberikan specialprice pada hari tertentu sebagai penarik minat pelanggan.

2.      Dari aspek keuangan, sebaiknya ditempatkan seorang akuntan khusus penangani bagian administrasi keuangan usaha, sehingga memudahkan dalam spelaporan informasi keuangan usaha sehingga  dapat diambilan langkah-langkah perencanaan dalam pengembangan usaha dengan tepat.

3.      Dari aspek operasional, sebaiknya dilakukan pembaharuan gedung yang dapatmemuat lebih banyak bilik sehingga dapat memenuhi permintaan jasa yang lebih banyak. Kemudian penataan fasilitas parker yang memadai. Dan untuk lebih dapat lebih memuaskan dan memberikan kenyamanan bagi para pelanggan ada baiknya ruangan dilengkapi dengan kipas angina atau ac.

4.      Dari aspek social ekonomi, dengan diadakannya pelayanan tambahan berupa pengadaan pelatihan computer dan pelayanan-pelayanan lainnya, tidak menutup kemungkinan usaha ini dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak pula.


5.      Dari aspek manajemen, untuk pengembangan usaha ini sebaiknya ditempatkan seorang yang ahli dalam bidang research & development atau konsultan yang dapat memberikan ide dan saran untuk dapat meluaskan usaha ini.

6.      Dari aspek amdal, sebaiknya dari pihak warnet ini bias memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah tentang akibat dan buruknya gambar-gambar yang ada pada situs porno, ataupun memblokir situs tersebut.



AFTAR PUSTAKA

Kasmir dan Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Tanjung, Baharuddin Nur. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis). Medan: Kencana Prenada Media Group, 2005.
Ahman, Rinota. Wawancara. Stabat. 16 Desember 2009.

Sumber, hadiqotululum.blogspot.com

Contoh-contoh Judul Skripsi Pendidikan

Ini beberapa contoh judul skripsi yang mungkin dibutuhkan oleh anda sebagai pacuan untuk anda membuat skripsi anda. berikut beberapa contoh judul-judul skripsi pendidikan bagi anda yang sedang mencari judul skripsi.

Contoh Judul Skripsi Pendidikan Luar Biasa

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Pengaruh Penggunaan Media Buku Cerita Terhadap Kemampuan Membaca Anak Tunagrahita Kelas D 6 Di SLB X


Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Meningkatkan Prestasi Belajar Membaca Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Kelompok Siswa Tuna Grahita Ringan Kelas IV SLB Negeri X Tahun XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Permulaan Dengan Media Pembelajaran Kartu Kata Untuk Anak Tunagrahita Ringan Kelas II SLB Negeri X Tahun Pelajaran XXXX/XXXX


Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Studi Deskriptif Pelaksanaan Bina Bicara Bagi Anak Cerebral Palsy Di SDLB X Contoh judul skripsi pendidikan .

 Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Hitungan Bilangan Penjumlahan Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Buah-Buahan Bagi Siswa Kelas IV Semester 2 SDLB Tuna Grahita Ringan Di SLB-C X Tahun Pelajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Penggunaan Konsep Ruang Melalui Permainan Bintang Beralih Untuk Meningkatkan Penguasaan Arah Bagi Anak Tunagrahita Di SDLB Negeri X Di Kelas D IV C Tahun Pelajaran XXXX/XXXX Contoh judul skripsi pendidikan .

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Metode Karyawisata Pada Anak Tuna Grahita Kelas Dasar III SLB-C X

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Penerapan Alat Peraga Pohon Bilangan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas D2 SLB/C X Tahun Pelajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Peningkatan Kemampuan Matematika Melalui Media Permainan Kartu Berhitung Bagi Anak Tuna Grahita Ringan Kelas IV SLB Negeri X

Skripsi Media Pembelajaran Permainan Kartu Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Bagi Anak Tuna Grahita Kelas D1/C SLB X Tahun Ajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Penggunaan Metode Maternal Reflektif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Bicara Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan Sekolah Luar Biasa Negeri X Tahun XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Hubungan Pembelajaran Ketrampilan Terhadap Motivasi Berwiraswasta Di SLB-B X Tahun Ajaran XXXX/XXXX

 Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Pengaruh Media Mahir Math SD 05 Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Anak Tunarungu Kelas D5 SLB X Tahun Ajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Upaya Peningkatan Kreativitas Anak Tunarungu Dalam Memasak Melalui Variasi Olahan Keripik Pisang Bagi Anak Kelas XB SMALB Negeri X Tahun XXXX/XXXX


Contoh Judul Skripsi Pendidikan Agama Islam

Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Dampak Strategi Modeling Partisipan Terhadap Pemahaman Materi Tata Krama Pribadi (Berpakaian, Berhias, Adab Dalam Perjalanan, Bertamu Dan Menerima Tamu) Pada Siswa Kelas 1 SMA Muhammadiyah X

Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Efektifitas Strategi Belajar PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Study Fiqih Kelas V Di MI Negeri X


Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Analisis Konsep Kecerdasan Perspektif Howard Gardner dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Upaya Meningkatkan Creative Intelligence (Kecerdasan Kreatif) Melalui Keterampilan Bertanya Dasar Di MI X

Contoh judul skripsi pendidikan  Skripsi Implementasi Model Pembelajaran Guru Ramah Anak Pada Pendidikan Agama Islam Di SD X

Contoh judul skripsi pendidikan  Skripsi Menjadikan Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam (Kajian Penerapan Konsep Metode Integrated Di SDIT Lab. School X)

Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren (Studi Problematika Dan Upaya Menanganinya Di Pondok Pesantren X)

 Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Pelaksanaan Home Schooling Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak di Taman Pembinaan Anak Sholeh (TAPAS) X

 Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Penerapan Metode Proyek Dalam Meningkatkan Aspek Psikomotorik Anak Didik Pada Pelajaran PAI Di SMPN X

Contoh judul skripsi pendidikan  Skripsi Pengaruh Education Games Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini Pada Sentra Agama Di PAUD X

Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Pengaruh Implementasi Program Percepatan Belajar (Akselerasi) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri X

 Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di SMP X

Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Pengaruh Penerapan Teori Pembiasaan Perilaku Respon (Operant Conditioning) B.F. Skinner Dalam Pembelajaran Tajwid Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Di TPQ X

Contoh judul skripsi pendidikan  Skripsi Pengaruh Strategi Belajar MURDER (Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, Review) Terhadap Penguasaan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X-1 Di SMA Negeri X

Contoh judul skripsi pendidikan Skripsi Pengaruh Strategi Quantum Quotient Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Di SMPN X

Contoh judul skripsi pendidikan Analisis Nilai-Nilai Profetik Dengan Kerangka Filsafat Pendidikan Dan Implikasinya Bagi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi atas Pemikiran Kuntowijoyo)

Contoh judul skripsi pendidikan .Pengaruh Upaya Preventif Guru Agama Terhadap Sikap Siswa Dalam Menghadapi Penyebaran Ajaran Islam Sempalan Pada Siswa Di SMA X

 Contoh judul skripsi pendidikan .Prosedur Dan Efektifitas Pengembangan Media Pembelajaran Kitab Matnul Ghoyah Wat Taqrib Bab Haji Menggunakan Macromedia Flash 8 Di Pesantren X

Contoh judul skripsi pendidikan .Implementasi Metode Tandur Dalam Pembelajaran Yang Menyenangkan (Joyfull Learning) Di Play Group “Adituka Pelangi” Kelurahan X

Contoh judul skripsi pendidikan . Perspektif KH Sholeh Bahruddin Dalam Meningkatkan Pendidikan Santri Di Pondok Pesantren X

Pengaruh Hukuman Dalam Bentuk Bimbingan Jasmani Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Di SMAN I Kota X

Pengembangan Ekstrakurikuler Madrasah Diniyah di MTs. X

Model Pembelajaran Bermain Sosial Dalam Upaya Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak

Pengaruh Strategi Pembelajaran DAP (Developmentally Appropriate Practice) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SDN X

Urgensi Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Mental Ideologi Tni Di Akademi Angkatan Laut (

Implementasi Model Pembelajaran Humanizing The Classroom Dalam Interaksi Edukatif Siswa Di Sekolah Kreatif SD X

SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

 Skripsi Analisis Atas Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy (Sebuah Pendekatan Strukturalisme)

Skripsi Analisis Bahasa Dialek Kempo Di Kecamatan Sano Nggoang

Skripsi Analisis Bahasa Gaul Antar Tokoh Dalam Film Remaja Indonesia Get Married - Kajian Morfologi

Skripsi Analisis Kemampuan Mengapresiasi Prosa Menggunakan Metode Sosiodrama Siswa Kelas V MI-X

Skripsi Analisis Konteks Wacana Dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika

Skripsi Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Surat Pendengar Dalam Acara Curahan Hati Dan Lagu Di Radio Komunitas X

Skripsi Analisis Penokohan Dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya Habiburrahman El Shirazy Berdasarkan Teori Kepribadian Sigmund Freud - Kajian Psikologi Sastra

Skripsi Analisis Penokohan Tokoh Utama Dan Tokoh Tambahan Dalam Novel Kampung Kehormatan Karya Najib Mahfouz Dengan Pendekatan Psikologi

Skripsi Analisis Referensi Dalam Novel Dimsum Terakhir Karya Clara Ng - Kajian Analisis Wacana

Skripsi Aspek Moral Tokoh Novel Burung-Burung Manyar Karya Y.B. Mangunwijaya

Skripsi Campur Kode Dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy

Skripsi Kemampuan Menciptakan Puisi Menggunakan Metode Tugas Siswa Kelas V MI-X

Skripsi Kemampuan Menggunakan Kata Penghubung Dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas V MIN-X

 Skripsi Pelaksanaan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII Di SMPN-X


Skripsi Penggunaan Bahasa Slang Dalam Komunitas Waria Di Kota X

Skripsi Protes Sosial Pada Novel Bali Surga Para Anjing Karya Redi Panuju

Skripsi Warna Lokal Dalam Naskah Drama Sandhyakala Ning Majapahit Karya Sanusi Pane


Contoh Judul Skripsi Pendidikan Matematika dan IPA


Skripsi Efektivitas Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode Kooperatif TAI (Teams Assisted Individualization) Dilengkapi Modul Ditinjau Dari Pencapaian Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Stoikiometri Kelas XI IPA Semester Genap SMA X

Skripsi Efektivitas Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pengajaran IPA Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD X

Skripsi Hubungan Antara Minat Dan Perhatian Dengan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Pada SDN X

Korelasi Antara Nilai-Nilai Religius Dan Kreativitas Siswa Dengan Prestasi Belajar Biologi Pada Ranah Kognitif

Studi Komparasi Pendekatan Konstruktivisme Metode Inkuiri, Demonstrasi Dan Konvensional Ditinjau Dari Prestasi Belajar Biologi Siswa


Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Terhadap Penguasaan Konsep Belajar Siswa Kelas VII


Skripsi Efektivitas Metode Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) Yang Didukung Diagram V (Ve) Dan TAI Didukung Peta Konsep Pada Materi Pokok Hukum-Hukum Dasar Kimia Dengan Memperhatikan Keingintahuan Siswa Kelas X Semester Genap SMA X


Skripsi Hubungan Hasil Belajar Pada Materi Virus Dengan Sikap Terhadap Kesehatan Siswa Kelas 1 SMU Negeri X

 Skripsi Local Search Genetic Algorithm Dalam Menyelesaikan Job Shop Scheduling Problem

Skripsi Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Student Team Achievement Division (STAD) Disertai LKS Untuk Penguatan Konsep Materi Pokok Ekosistem


Skripsi Pengamanan Pesan Rahasia Menggunakan Algoritma Kriptografi Elgamal Atas Grup Pergandaan Zp

Skripsi Pengaruh Agresitivitas Dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1 X

Skripsi Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN X

Skripsi Pengaruh Metode Kooperatif (Student Team Achievement Divisions Dan Team Assisted Individualization) Yang Dimodifikasi Dengan Praktikum Dengan Memperhatikan EQ (Emotional Quotient) Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Pokok Penentuan δh Reaksi SMAN X

Skripsi Pengaruh Pembelajaran Kimia Dengan Metode Scientific Inquiry Dan Demonstrasi Dengan Memperhatikan Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri X

Skripsi Penyelesaian Persamaan Non-Linear Metode Biseksi Dan Metode Regula Falsi Menggunakan Cara Komputasi

Skripsi Prestasi Belajar Kimia Ditinjau Dari Kemampuan Verbal, Kemampuan Penalaran, Dan Kemampuan Awal Pada Sub Materi Pokok Teori Asam Basa Arrhenius Pada Siswa Kelas XI Program Ilmu Alam Semester Genap SMA X

Skripsi Tingkat Penguasaan Operasi Hitung Pada Bilangan Pecahan Murid Kelas VI SDN X

Skripsi Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Dengan Pendekatan PAIKEM Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Siswa Kelas X Semester II SMA X

Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving Disertai Key Relation-Chart Dan Modul Ditinjau Dari Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Materi Pokok Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Semester Gasal SMA Negeri X Tahun Pelajaran X

 Pengaruh Pembelajaran Fisika Dengan Pendekatan Inkuiri Terhadap Kemampuan Psikomotorik Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Kognitif Siswa SMA Tahun Ajaran X

Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Program Linear Pada Siswa Kelas II SMA Negeri X

Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Ketrampilan Proses Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Konsep Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus SMA Tahun Ajaran X

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Resitasi Pada Sub Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri X Tahun Pelajaran X

 Eksperimentasi Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif (PISK) Pada Limit Fungsi Aljabar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas XI-IA Semester 2 SMA X Tahun Pelajaran X


Contoh Judul Skripsi Pendidikan IPS
Skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Perusahaan (Suatu Kasus Pada Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi PT. X)

Skripsi Analisis Pengaruh Iklan Pond’s White Beauty Melalui Media Cetak Dan Atribut Produk Terhadap Perilaku Konsumen (Study Pada Mahasiswa FKIP Pendidikan Ekonomi X)

Skripsi Efektivitas Metode Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Geografi Pokok Bahasan Lingkungan Hidup Di Kelas X SMA X

Skripsi Hubungan Antara Lingkungan Belajar Dan Minat Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Jurusan IPS SMAN X

Skripsi Hubungan Gaya Kepemimpinan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. X

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Guru Geografi Dalam Mengajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota X

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Hubungan Sektor Informal Dengan Kesempatan Kerja Dan Kesempatan Menyekolahkan Anak (Studi Sektor Informal Di Pinggir Jalan X)

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Berkarbonasi Merk Fanta (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi)

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Peranan Panti Asuhan Dalam Pembinaan Pendidikan Remaja (Studi Di Panti Asuhan X)

 Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Peranan Usaha Kecil Penyulingan Minyak Nilam Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan X

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Hubungan Antara Tingkat Motivasi Belajar Dan Intelegensi Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI Jurusan IS SMA Negeri I X Tahun Ajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Aplikasi Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS 5 SMU Negeri X

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Korelasi Antara Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Guru Dalam Mengajar Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA X Tahun Ajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Hubungan Antara Intensitas Perhatian Orang Tua, Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA X Tahun Ajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Penerapan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Peran Serta Dan Prestasi Belajar Siswa Di SMA Negeri X Tahun Pelajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi Efektivitas Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Dalam Pembelajaran Akuntansi Berbasis Kompetensi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri X Tahun Pelajaran XXXX/XXXX

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Hubungan Antara Pendidikan Orang Tua Dan Konsep Diri Anak Dengan Sikap Sosial Anak Pada Siswa Kelas X SMA Negeri X

Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi Peranan Public Relations Dalam Rangka Meningkatkan Jumlah Pelanggan Di PDAM X


Contoh Judul Skripsi Pendidikan Ekonomi


Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan (suatu kasus pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi PT. X)


Contoh Judul Skripsi Pendidikan Olah raga


Contoh judul skripsi pendidikan .Skripsi hubungan antara kecepatan lari 50 meter dan kekuatan otot perut dengan prestasi smash normal bola voli bagi siswa putra kelas VI SDN X


Contoh Judul Skripsi Pendidikan PPKN

Contoh judul skripsi pendidikan . Skripsi kajian tentang partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah langsung dihubungkan dengan UU no. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

 Silakan memilih salah satu contoh judul skripsi diatas bila anda merasa tertarik dengan contoh judul skripsi tersebut.

Sumber, gudangmakalah.blogspot.com

Contoh makalah Kehamilan Asuhan Kebidanan - ibu hamil dg hiperemesis gravidarum

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian maternal merupakan kematian wanita sewaktu hamil melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya. Penyebabnya salah satunya kematian tidak langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum persalinan, misalnya Hipertensi, Diabetes Mellitus, Anemia dan lain-lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Hiperemesis adalah

B. Etiologi
a. Faktor Psidisposisi
b. Faktor Organik
c. Faktor Psikologik
d. Faktor Endoksin

C. Patofisiologi
Perasaan mual akibat akdar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dengan menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipakloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi pertusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga terjadi ketosis. Hipoklemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi pendarahan gastrointestiral.
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat Hiperemesis Gravidarium menunjukkan kelainan pada berbagai alat tubuh.
a. Hati
b. Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi, ini sejalan lamanya penyakit. Kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial
c. Otak
d. Ginjal

D. Manifestasi Klinis
Menurut berat ringannya gejala, Hiperemesis Gravidarium dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu :
a. Tingkat I
b. Tingkat II
c. Tingkat III

E. Diagnosis
Diagnosis Hiperemesis Gravidarium biasanya tak sukar, harus ditentukan adanya kehamilan muda (amenorhea) dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan ketan.
Namun harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, vikus ventri kuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.

F. Penanganan
1. Pencegahan
2. Terapi obat
3. Hiperemesis Gravidarium tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah sakit

G. Prognosis
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun demikian pada tingkatan yang berat, penyaki8t ini dapat mengancam jiawa ibu dan janin.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Nama Mahasiswa :
NIM :

A. Identitas Ibu :
Penanggung Jawab :

B. Data Subyektif
a. Keluhan Utama
b. Data Kebidanan
c. Riwayat Perkawinan
d. Riwayat KB
e. Riwayat Kesehatan
f. Pola Kebiasaan Sehari-hari
g. Pengetahuan Ibu Tentang Anak
h. Pola Psikologi Spiritual
i. Pola Seksual
j. Data Polarisasi
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Pemeriksaan Fisik

II. INTERPRETASI DATA

III. DIAGNOSA POTENSIAL

IV. ANTISIPASI
- Memberikan obat mual muntah, Vit B6 1 tab, antasida 1 tab
- Merujuk ibu ke rawat inap Puskesmas Tengaran

V. PERENCANAAN
- Berikan konseling tentang asupan cairan dan gizi
- Berikan konseling tentang psikologi ibu menghadapi kehamilan
- Beri pengertian dan penjelasan pada suami dan keluarga tentang kehamilan ibu
- Anjurkan pada Ibu untuk rawat inap di Puskesmas Tengaran

VI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
* Menganjurkan pada ibu untuk makan porsi sedikit tapi sering dan diselingi makanan ringan.
Bangun tidur jangan tiba-tiba berdiri tetapi didahului minum teh hangat
Evaluasi :
Ibu bersedia untuk melakukan anjuran yang dikerjakan
* Memberikan konseling pada ibu bahwa mual dan muntah merupakan proses fisologi pada kehamilan muda dan akan hilang pada umur kehamilan 4 bulan
Evaluasi :
Ibu menyatakan mengerti akan penjelasan yang diberikan sehingga membuat dirinya menjadi lega.
* Memberikan penjelasan pada ibu bahwa setelah mual muntah berkurang dan kondisi ibu membaik dapat melakukan aktifitas lagi
Evaluasi :
Ibu mengerti dan meminta surat keterangan hamil
* Memberikan pengertian pada suami dan keluarga tentang kondisi kehamilan seorang ibu
Evaluasi :
Suami dan keluarga mengerti dan akan memberikan perhatian pada ibu
* Memberitahukan ibu akan hasil pemeriksaan fisik dan menjelaskan bahwa ibu perlu untuk dirawat.
Evaluasi :
Ibu mengerti tentang kondisinya dan bersedia untuk dirawat di Puskesmas Tengaran
Suami dan keluarga menyetujui ibu untuk dirawat.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pengkajian dalam kasus ini didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Ibu menyatakan bahwa dirinya mengalami mual muntah, nafsu makan berkurang.
2. Ibu terlihat lemas
3. Pada pola aktifitas ibu pekerja pabrik ibu cemas kalau di PHK.
4. Pola psikososial hasilnya
- Ibu cemas dengan kehamilannya
- Ibu tinggal serumah dengan keluarga suami
5. Disamping memberikan konseling juga merujuk ibu ke rawat inap Puskesmas Tengaran

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian pada asuhan kebidanan ibu hamil dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan cara anamnesa, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan umum dan fisik
2. Masalah yang timbul pada kasus ini adalah mual dan muntah jumlah sedikit sebanyak 8 kali warna jernih dan berkurangnya nafsu makan.

B. Saran
1. Petugas kesehatan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai tanda-tanda dehidrasi secara dini dan cara penanggulangan dasar.
2. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga mengenai pola makan (nutrisi) dan pola kebiasaan sehari-hari. Menjelaskan mengenai proses fisiologis dalam masa kehamilan muda, serta memberikan terapi psikologis apabila ibu mempunyai masalah tersendiri.

Sumber, id.shvoong.com

Contoh Makalah Peranan Pengambil Kebijakan Dalam Pengembangan Masyarakat

TIGA PERTANYAAN PENTING
            Kiranya tak perlu dinyatakan lagi bahwa para pengambil kebijakan memiliki peranan yang sangat besar dalam pengembangan masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh para pengambil kebijakan langsung atau tidak langsung selalu memberi pengaruh terhadap pengembangan masyarakat. Bahkan kerapkali para pengambil kebijakan sengaja mengambil suatu kebijakan dengan tujuan untuk mengembangkan masyarakat.

Namun begitu, ada tiga pertanyaan penting yang pantas dijawab terkait dengan judul artikel ini:
a.       Siapakah pengambil kebijakan itu?
b.      Apakah pengembangan masyarakat itu?
c.       Alat apa yang digunakan para pengambil kebijakan untuk mengembangkan masyarakat?
Jawaban atas tiga pertanyaan ini pastilah tidak tunggal. Setiap disiplin ilmu bisa memberi jawaban yang berbeda. Namun di sini kita akan melihatnya dari perspektif komunikasi, khususnya komunikasi kepemimpinan. Seperti dibahas antara lain oleh Mai dan Akerson (2003), komunikasi memegang peranan penting bagi para pengambil kebijakan untuk mengembangkan masyarakatnya. Sekalipun kedua pengarang ini mengambil konteks manajerial untuk bukunya, kita dapat menerapkannya untuk konteks masyarakat sebagaimana akan dibahas nanti.
Terkait dengan pemikiran Mai dan Akerson ini, kita akan memperlakukan pengambil kebijakan sebagai pemimpin (leader). Ada dua alasan yang saling terkait mengapa para pengambil kebijakan di sini disamakan dengan pemimpin. Pertama, dari cara para pengambil kebijakan melakukan pekerjaannya, mereka cocok dengan pemimpin ketimbang pelaksana lapangan. Kedua, para pemimpin lazimnya adalah para pengambil kebijakan. Para pemimpin adalah mereka yang mengambil keputusan untuk dilaksanakan oleh para eksekutifnya atau manajernya (selanjutnya lihat Tabel 1).
Seperti tampak pada tabel 1, sebagai pemimpin maka para pengambil kebijakan mestilah melakukan langkah-langkah sebagaimana layaknya pemimpin. Mereka menyiapkan seperangkat cara berpikir yang memberikan inspirasi bagi masyarakatnya untuk bekerja sesuai kebijakan yang diambilnya. Sebaliknya, pengambil kebijakan, oleh karena sifat pekerjaannya, mestilah bukan seperti manajer yang melakukan pekerjaan-pekerjaan teknis.


Tabel 1 Pengambil kebijakan selaku pemimpin
Pemimpin
Manajer
“To Think”
“To Do”
Memberi inspirasi
Mengerjakan tugas
Mencipta inovasi
Mewujudkan rencana
Membangun visi
Membuktikan mimpi
Menunjukan arah
Melakukan prosedur
Memberi motivasi
Mengatur manajemen
“Let`s Go”
“Go!”


Sudah tentu para pengambil kebijakan itu mengambil kebijakan itu dalam rangka mengembangkan masyarakatnya. Sebagai pemimpin, para pengambil kebijakan harus  membuat keputusan sebagai produk kebijakannya. Keputusannya inilah yang sedikit-banyak memberi corak dan arah pada masyarakat yang dipimpinnya. Masalahnya, kearah manakah perkembangan masyarakat itu sebagai akibat diambilnya kebijakan oleh seorang dan atau kelompok pengambil kebijakan? Apakah perkembangan masyarakat itu bergerak ke arah maju ataukah ke arah mundur? Sejatinya,setiap kebijakan memberi dampak pada perkembangan ke arah maju, bukan ke arah mundur (lihat Tabel 2)


Tabel 2  Ciri-ciri perubahan masyarakat
PERUBAHAN KE ARAH MAJU
PERUBAHAN KE ARAH MUNDUR
Masyarakat mengalami (R)evolusi kebudayaan.
Berkembangnya romantisme budaya.
Struktur dan kultur masyarakat berubah.
Struktur dan kultur berjalan di tempat dan menghasilkan involusi budaya
Menangnya kemampuan otak atas kekuatan otot. Masyarakat makin  “civilize
Bangga atas kekuatan otot ketimbang kemampuan otak.
Tumbuh kembangnya golongan reformis dan civil society
Memperbanyak golongan reaksioner dan barbar.

Mungkinkah dalam alam modern seperti sekarang masih ada peluang sebuah kebijakan yang mendorong masyarakat bergerak ke arah mundur? Jawabannya, sangat berpeluang! Boleh jadi mula-mulanya mereka tidak mereka sadari, tetapi dampaknya luar biasa. Pengambil kebijakan yang cerdas niscaya membawa perubahan ke arah maju; sebaliknya pengambil kebijakan yang bebal pasti menjerumuskan masyarakat ke arah mundur.
Pengambil kebijakan yang cerdas dimaksud di sini adalah mereka yang dalam setiap pengambilan keputusannya mendasarkan diri pandangannya pada etika summum bonum, yaitu sifat-sifat kebaikan tertinggi untuk sebanyak-banyak manusia. Tipe pengambil keputusan jenis ini boleh dibilang para pejuang yang ikhlas yang mengabdikan dirinya untuk kebaikan sebanyak mungkin manusia. Sebagai buah dari pengambilan keputusannya, masyarakat berkembang baik dalam struktur maupun kultur. Setiap anggota masyarakat terlibat dalam perubahan tersebut menju masyarakat madani.
Sedangkan, pengambil kebijakan yang bebal dimaksud di sini adalah mereka yang dalam setiap pengambilan keputusannya berdasarkan egoisme diri dan kelompok terdekatnya semata. Nepotisme merupakan sifat utama dalam diri pengambil keputusan yang bebal. Tipe pengambil keputusan jenis ini tiada lain adalah pemimpin yang otoriter. Masyarakat hanya dijadikan obyek semata. Akibat dari keputusan-keputusannya, masyarakat berjalan di tempat. Konflik pun tak terhindarkan di tengah masyarakat. Alhasil, struktur dan kultur masyarakat menjadi hancur.
Dalam pembahasan lebih lanjut akan ditunjukkan bahwa ke arah mana para pengambil kebijakan membawa perubahan, dari perspektif komunikasi, tergantung pada cara para pengambil kebijakan dalam berkomunikasi dengan masyarakatnya. Akan tampak nanti bahwa komunikasi merupakan kunci bagi para pengambil kebijakan selaku pemimpin dalam mengembangkan masyarakat. Namun sebelum itu, ada baiknya kita pahami sedikit-banyak mengenai pengembangan masyarakat itu sendiri.

PENGEMBANGAN MASYARAKAT, ANTARA KONVENSI DAN INTERVENSI
Sudah menjadi aksioma bahwa masyarakat selalu berada dalam perubahan. Untuk yang satu ini, dalilnya yang terkenal adalah: “tak ada yang tetap kecuali perubahan.” Bahwasanya masyarakat, secara konvensional akan terus berubah. Adapun intervensi tampaknya hanyalah mempercepat perubahan itu sendiri.
Begitu realistisnya fakta perkembangan masyarakat itu, secara konvensi ataupun melalui intervensi, telah membuat para ahli berbeda pendapat dalam merekonstruksikan perkembangan masyarakat ini. Menariknya, kelima tokoh (lihat Tabel 3) memiliki kesamaan bahwa perkembangan masyarakat selalu melalui tiga tahapan. 


Tabel 3  Perkembangan Masyarakat Menurut Tokoh
Nama Tokoh
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
August Comte
Mitos
Metafisik
Positivis
van Peursen
Mitis
Ontologis
Fungsional
Dissanayake
Pertanian
Industri
Informasi
Alvin Toffler
Otot
Modal
Informasi
Ziauddin Sardar
Sejarah
Kesadaran
Umran

Sumber: Ibnu Hamad: diolah dari berbagai sumber

Tampak dalam Tabel 3 ini, ada tiga kelompok pandangan mengenai perkembangan masyarakat. Comte dan van Peursen lebih melihat perkembangan masyarakat dari cara berpikirnya (tentu saja akhirnya mempengaruhi cara kerja). Bahwasanya cara berpikir masyarakat berubah dari semula percaya pada hal yang berbau mitos (takhayul) kepada cara berpikir metafisis berdasarkan keyakinan pada kekuatan ilahiyah sebelum akhirnya berpikir secara positivis: bahwa yang dialami itulah yang diyakini.
Sedangkan Dissanayake dan Toffler lebih melihat perkembangan masyarakat dari cara bekerjanya (tentu saja sangat dipengaruhi oleh cara berpikirnya) dalam memperoleh sumber penghidupan/pendapatan. Bahwasanya cara masyarakat memperoleh pendapatan berubah dari semula dengan cara bertani  kemudian mendapatkannya dari kegiatan industri akhirnya dari kegiatan di dunia informasi.
Adapun Sardar lebih melihat perkembangan masyarakat dari cara membangun peradabannya (tentu saja tak terlepas daru cara berpikir dan cara kerjanya). Bahwasanya setiap masyarakat memiliki sejarahnya sendiri. Jika memiliki kesadaran atas kondisi kesejarahannya niscaya akan membangun peradabannya (umran) berdasarkan modal kesejarahannya itu. Sardar menempatkan perkembangan masyarakat dalam secara hostorikal.
Yang paling penting, perlu diingat bahwa perkembangan masyarakat tersebut disertai dengan cara mereka menghadapi kehidupannya. Setiap perkembangan diikuti dengan teknologi–baik hardware maupun software—yang berbeda. Dalam Tabel 4, kita dapat melihat “isi” dari setiap perkembangan masyarakat itu.


Tabel 4 Ciri-ciri dari tiga tahap perkembangan masyarakat
No.
Kategori perubahan
Masyarakat Pertanian
Masyarakat Industri
Masyarakat Informasi
1.
Produk
Makanan
Barang
Informasi
2.
Faktor produksi
Tanah
Modal (uang)
Keahlian
3.
Tempat produksi
Rumah
Pabrik
Utilitas informasi
4.
Aktor
Petani/artis
Pekerja pabrik
Teknisi
5.
Sifat teknologi
Perkakas
Tenaga
Teknologi informasi
6.
Metodologi
Trial and error
Eksperimen
Teori/simulasi
7.
Faktor petunjuk
Tradisi
Pertumbuhan ekonomi
Kodifikasi pengetahuan
8.
Syarat keberhasilan
Bicara
Melek baca dan tulis
Melek visual/ komputer
9.
Aturan yang dipakai
Hirarkis/ otoriter
Demokrasi representasi
Demokrasi partisipatif
10.
Prinsip kesatuan
Regionalisme
Nasionalisme
Globalisme
 Sumber: Dissanayake (1983) dalam Nasution (1989)

Dalam Tabel 4 ini tampak bahwa faktor teknologi informasi komunikasi (information technology communication—ICT) memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat. Dunia hampir sepakat bahwa semakin mutakhir zaman, semakin besar peranan ICT dalam setiap aspek kehidupan masyarakat sehingga semakin banyak masyarakat yang menjadi bagian dari masyarakat informasi. Bahkan kehidupan pribadi kita, kini banyak ditentukan oleh ICT.
Kenyataannya dewasa ini, baik pertanian maupun industri memerlukan topangan ICT. Kegiatan pertanian yang berbasiskan industri atau populer disebut agro-industri membutuhkan ICT untuk mengoperasikannya, sejak dari penentuan masa tanam, pemilihan bibit, pemeliharaan lahan dan tanaman, pemanenan, pasca-panen, penjualan, hingga pasca-penjualan. Apalagi industri. Hampir tak ada industri yang melepaskan diri dari campur-tangan ICT, mulai dari pra-produksi, produksi, pencarian dan perluasan pasar, promosi dan pemasaran, penjualan, hingga pasca-penjualan. Industri yang tidak ditopang oleh ICT dewasa ini akan collapse.
Untuk diketahui, arti dari masyarakat pertanian adalah masyarakat yang sebagian besar anggotanya memperoleh pendapatan dari bidang pertanian. Masyarakat industri adalah masyarakat yang sebagian besar anggotanya memperoleh pendapatan dari kegiatan industri. Sedangkan masyarakat informasi adalah masyarakat yang sebagian besar anggotanya memperoleh pendapatan dari sektor informasi, baik dalam pengumpulan, pengolahan, diseminasi, maupun dalam pemantuan dan evaluasi dari penyebaran informasi.
Yang sering jadi pertanyaan: benarkah masyarakat pertanian akan ditinggal sama sekali sehingga manusia menjadi masyarakat informasi? Betulkah masyarakat informasi selalu berorientasi pada ICT yang modern, serba komputer, dan harus tersambung dengan jaringan internasional (internet), akan melupakan sektor pertanian dan industri?
Kiranya jawabannya sudah pasti: tidak. Yang akan terjadi adalah konvergensi antara ketiganya. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengikuti tahapannya hingga tahapannya yang ketiga (apapun sebutannya), bahkan mungkin yang keempat, ketiga bidang tersebut–pertanian, industri dan informasi—akan saling menopang. Pertanian diperlukan guna memasok bahan mentah dan bahan baku industri. Mesin dan manual sebagai elemen dasar teknologi diperlukan guna mendukung pertanian dan informasi yang efisien dan efektif, produktif dan higienis, massif namun pro-lingkungan. Manajemen informasi diperlukan agar pertanian dan teknologi agar user friendly.
Justru dalam situasi demikian itulah, intervensi para pengambil kebijakan (jika memang berniat melakukan intervensi) diperlukan guna memberi corak dan arah yang produktif lagi positif untuk perkembangan masyarakatnya. Para pengambil kebijakan selaku pemimpin harus mampu memadukan antara ketiga elemen pertanian, industri, dan informasi dalam rangka mengembangkan masyarakatnya ke arah yang lebih maju. Apalagi untuk konteks masyarakat Indonesia kemampuan memadukan ketiga unsur tersebut amatlah diperlukan mengingat di Indonesia hidup dan berkembang ketiga jenis masyarakat tersebut: masyarakat pertanian (sebagian besar lapisan masyarakat termasuk di sini masyarakat primitif), masyarakat industri (semakin besar lapisannya), dan masyarakat informasi (mulai membesar lapisannya).
Jika dan hanya jika para pengambil kebijakan mampu mengambil keputusan yang tepat dengan karakter sebagian besar masyarakatnya, maka intervensi pengembangan masyarakat akan berhasil dengan baik. Banyak kasus penetapan kebijakan yang gagal memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu contohnya adalah pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD). Oleh karena kabijakannya bersifat top down, membuat kebijakan ini gagal membuktikan diri sebagai konsep yang bagus.


KOMUNIKASI SEBAGAI ALAT INTERVENSI
Dari sudut pandang komunikasi, perkembangan masyarakat itu terjadi karena faktor komunikasi. Oleh karena masuknya informasi kepada suatu kelompok masyarakat (baca, komunitas), maka komunitas itu berkembang. Dengan informasi yang dimilikinya, setidaknya para anggota komunitas itu berpikir untuk mengembangkan diri. Syukur-syukur jika setelah itu mereka membuat rencana dan melakukan tindakan untuk merubah dirinya dan kelompoknya.
Sebaliknya, mana mungkin sebuah komunitas akan berubah jika tiada ada informasi yang masuk kedalamnya. Tanpa informasi yang dimilikinya, berpikir untuk mengembangkan diri saja mereka tidak mungkin. Apalagi sampai mereka membangun rencana dan melakukan tindakan untuk merubah dirinya dan kelompoknya.
Memang tak selamanya perkembangan itu terjadi akibat adanya intervensi. Boleh jadi perkembangan itu bermula dari kesadaran internal para anggota komunitas tersebut. Suatu waktu di antara para anggota komunitas ada satu dan dua orang yang memperoleh pencerahan diri, setelah mengakses informasi secara sukarela, lalu menemukan arti pentingnya kemudian menyebarkannya kepada para anggota komunitasnya untuk medorong perubahan. Itulah mereka yang sering disebut inner agent of change.
Tetapi pengambil kebijakan selaku pemimpin dalam pengertian sebagai external agent of change kerapkali diperlukan mengingat biasanya komunitas sukar berubah tanpa intervensi pihak luar. Para pengambil kebijakan ini dapat memasukkan informasi yang dianggap perlu untuk pengembangan masyarakatnya. Selaku agen perubahan, pengambil kebijakan bukan saja secara memilih informasi yang mampu memberi corak dan arah perkembangan masyarakatnya; melainkan mengajak komunitasnya itu berdiskusi dan mengajak mereka terlibat dalam proses pengambil kebijakan serta dalam pelaksanan dan pengawasannya.
Jika komunikasi dapat dijadikan alat intervensi pengembangan masyarakat oleh para pemimpin (para pengambil kebijakan), pertanyaannya adalah fungsi-fungsi komunikasi apakah yang bisa digunakan? Untuk ini kita dapat belajar dari buku The Leader as Communicator karya Mai dan Akerson (2003). Sekalipun buku ini mengambil konteks manajemen, tetapi saya kita kisi-kisinya tentang fungsi komunikasi kepemimpinan bisa juga diterapkan untuk konteks komunitas.
Mengacu pada buku ini, terdapat tiga isu utama dalam komunikasi kepemimpinan dalam rangka mengembangkan komunitasnya, yaitu:
a) Komunikasi yang dilakukan pemimpin (pengambil kebijakan) harus terkait dengan komitmennya pada kehidupan komunitas dan tujuannya
b) Dalam melaksanakan komunikasi, pemimpin harus sadar dan memahami tujuan dan prioritas kehidupan komunikasi.
c) Pemimpin harus mau dan mampu membantu komunitas mencapai kehidupannya yang paling baik.
Berdasarkan ketiga prinsip dasar di atas, secara garis besar, Mai dan Akerson menunjukkan tiga fungsi utama komunikasi bagi pemimpin selaku untuk memberi corak dan arah masyarakat yang dipimpinnya. Ketiga fungsi itu adalah:
(1) Komunikasi berfungsi untuk menyatukan komunitas. Di sini pemimpin bertindak selalu pembina masyarakat (The Leader as Community Developer)
(2) Komunikasi berguna untuk menunjukkan jalan bagi komunitasnya. Dalam kaitan ini pemimpin melaksanakan fungsi sebagai penunjuk jalan (The Leader as Navigator)
(3) Komunikasi dimanfaatkan untuk memperbaharui tujuan-tujuan sosial. Selaku pemimpin, ia tak puas dengan statusquo, selalu berupaya menemukan tantangan baru (The Leader as Renewal Champion).
Selanjutnya, Mai dan Akerson menguraikan berbagai peran pemimpin dalam melaksanakan komunikasi kepemimpinannya untuk masing-masing fungsi utama itu. Untuk fungsi pemimpin selalu pembina masyarakat (The Leader as Community Developer), terdapat peran:
Ø Meaning Maker, pemimpin sebagai pembuat makna. Melalui penyampaian pesan-pesannya, pemimpin menghadirkan makna yang relevan lagi konstruktif untuk komunitasnya. Misalnya, dengan mengatakan bahwa komunitasnya adalah komunitas yang pantang menyerah!
Ø Story Teller, pemimpin sebagai tukang cerita. Sudah pasti bukan sekadar cerita, tetapi cerita yang membangun perasaan kebersamaan dalam komunitasnya. Boleh jadi cerita heroik.
Ø Trust Builder, pemimpin sebagai pembangun saling kepercayaan. Melalui proses komunikasinya, pemimpin menciptakan rasa saling percaya diantara para anggota komunitas. Semua dilakukan demi soliditas komunitas.
Ketika pemimpin melaksanakan komunikasi tugas sebagai penunjuk jalan (The Leader as Navigator) terdapat peran:
Ø Direction Setter. Sebagai pengatur arah, komunikasi yang dilakukan hendaknya mampu menunjukkan arah mau dibawa kemana komunitas yang dipimpinnya. Mungkin ia berkata, kita semua ingin jadi masyarakat yang maju dan modern.
Ø Transition Pilot. Sebagai juru mudi yang mengantarkan komunitas ke tujuannya, pemimpin mampu menyampaikan pesan kepada komunitasnya bahwa mereka sedang bereada dimana dan berapa lama lagi akan sampai tujuan!
Ø Linking Agent. Sebagai agen yang menghubungan dengan pihak-pihak terkait, pemimpin berkomunikasi dengan pihak terkait itu untuk menyambungkan komunitasnya dengan berbagai pihak yang diperlukan untuk kemajuan komunitas.
Untuk pemimpin yang selalu berupaya menemukan tantangan baru (The Leader as Renewal Champion) terdapat peran:
Ø Critic. Pemimpin yang baik ternyata tak cepat puas dengan prestasi yang telah diperolehnya. Ia mengajak komunitasnya untuk mengkritisi apa yang telah dicapainya.
Ø Provocateur. Untuk kebaikan dan kemajuan, pemimpin pada waktunya yang tepat diperlukan untuk menjadi provokator bagi timbulnya ide-ide brilian dari komunitasnya.
Ø Learning Advocate. Tetapi pemimpin yang arif juga bukan sekadar pandai menciptakan diskusi publik; tetapi memberi pemberdayaan bagi publiknya untuk kemajuan dan kebaikan.



KESIMPULAN
Mengacu pada uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan, pertama, dari perspektif komunikasi pengembangan masyarakat itu bisa dilakukan dengan kata-kata, bukan dengan senjata. Melalui tulisan-tulisannya, ucapan-ucapannya dan pesan-pesan non-verbalnya, pemimpin dapat mempengaruhi corak dan arah masyarakat yang dipimpinnya. Melalui komunikasi yang telah dilakukannya, kepemimpinan seseorang bisa dilacak jejak apa saja yang sudah, sedang, bahkan yang akan dilakukannya dalam rangka pengembangan masyarakatnya.
Kedua, terkait dengan kesimpulan yang pertama itu, komunikasi merupakan fungsi yang mesti selalu melekat pada para pemimpin. Pemimpin harus bisa berkomunikasi untuk menyampaikan gagasannya, menggali aspirasi masyarakat kemudian mengolahnya serta menuangkannya kedalam suatu kebijakan, bahkan melalui komunikasi pemimpin mesti mampu membangunan dinamika di tengah komunitasnya.
Ketiga, sebagai implikasinya pemimpin mesti pandai berkomunikasi dengan masyarakatnya, dalam berbagai peran sesuai waktu dan tempatnya. Kalau bisa secara lisan, maka bisa melalui tulisan. Jika tak sempat kedua-duanya, bisa mengangkat juru-bicara. Oleh sebab komunikasi merupakan hal yang sangat esensial untuk menghubungkan pemimpin dengan masyarakat yang dipimpinnya, maka jangan harap ada keterhubungan di antara keduanya jika tidak ada komunikasi. Yang pasti pula, masyarakatlah yang amat dirugikan jika pemimpinnya tidak mau berkomunikasi. Tingkat perkembangan masyarakat akan terganggu jika pemimpinnya tidak mau berkomunikasi dengan masyarakat yang dipimpinnya.
Sebagai catatan, tentu saja komunikasi bukan satu-satunya alat yang mesti digunakan oleh pemimpin untuk pengembangan masyarakat. Lagi pula, jika komunikasi digunakan sebagai alat intervensi untuk pengembangan masyarakat ke arah maju, maka dalam komunikasinya ada kesesuaian antara kata dan perbuatan dari sang pemimpin tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Mai R, Akerson A. 2003. The Leader as Communicator. New York: AMACOM.
Nasution Z. 2002. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: Rajawali Pers.

Sumber, mbegedut.blogspot.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews